PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN SDM
“ PENGENALAN, PENEMPATAN, DAN PEMBERHENTIAN ”
A. Pengenalan (Orientasi)
Orientasi
adalah aktivitas-aktivitas yang menyangkut pengenalan individu terhadap
organisasi, penyediaan landassan bagi karyawan baru agar mulai
berfungsi secara efektif dan menyenangkan pada pekerjaan yang baru.
Orientasi meliputi pengenalan karyawan baru terhadap perusahaan, fungsi-
fungsi, tugas-tugas, dan orang-orangnya.
1. Tujuan Pengenalan (Induksi)
Tahap
induksi dari orientasi melibatkan interaksi antara karyawan baru,
penyelianya langsung, dan program-program orientasi formal. Dalam
aktivitas ini karyawan baru biasanya mempelajari hal-hal berikut:
o Sejarah organisasi
o Deskripsi produk dan jasa yang dihasilkan organisasi
o Struktur, otoritas, dan hubungan tanggung jawab di dalam organisasi.
o Hukum,
peraturan, dan kebijakan-kebijakan mengenai hal-hal seperti keselamatan
kerja, jam makan siang, dan metode komunikasi- komunikasi formal.
o Kebijakan-kebijakan sumber daya manusia yang meliputi kompensasi, tunjangan, dan jasa-jasa karyawan lainnya.
o Menjumpai rekan-rekan karyawan lainnya secepatnya.
Program
the quality from the start menggambarkan beberapa dimensi penting dalam
program pengenalan. Pertama, pengenalan haruslah melibatkan manajer
dari karyawan baru tersebut. Tidak hanya untuk memulai hubungan saja,
tetapi juga memungkinkan karyawan mendapatkan detail yang khusus tentang
pekerjaan mereka. Kedua, pentingnya meminta pendapat dari karyawan lama
untuk isi program. Ketiga, dari sisi pandangan sistem, survei tindak
lanjut memberikan
Program-program
orientasi formal biasanya bergantung pada departemen sumber daya
manusia dan penyelian. Program orientasi “dua tingkat” digunakan karena
isu-isu yang dicakup dalam orientasi masuk dalam dua kategori luas:
topik-topik umum yang penting bagi sebagian besar karyawan baru dan
isu-isu spesifik berkaitan dengan pekerjaan yang hanya penting bagi para
pemegang jabatan tertentu saja.
Tabel berikut memaparkan topik-topik yang lazim dimasukkan dalam program orientasi
Topik
Muatan Topik
Isu-Isu Organisasional
a. Sejarah perusahaan
b. Organisasi perusahaan
c. Nama-nama dan jabatan-jabatan eksekutif- eksekutif kunci
d. Jabatan dan departemen karyawan
e. Tata letak fasilitas fisik
d. Jabatan dan departemen karyawan
e. Tata letak fasilitas fisik
f. Masa percobaan
g. Lini produk atau jasa yang ditawarkan
h. Tinjauan proses produksi
i. Kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan perusahaan
j. Peraturan-peraturan disipliner
k. Buku pedoman karyawan
l. Prosedur-prosedur keselamatan kerja
Tunjangan-Tunjangan
Karyawan
Tunjangan-Tunjangan
Karyawan
a. Skala –skala bayaran dan hari bayaran
b. Liburan –liburan dan hari besar
c. Jam-jam istirahat
d. Tunjangan-tunjangan pelatihan pelatihan dan pendidikan
e. Konseling
f. Tunjangan-tunjangan asuransi
g. Program asuransi
h. Layanan-layann yang disediakan oleh perusahaan bagi karyawan
i. Program rehabilitasi
Perkenalan-Perkenalan
a. Dengan penyelia
b. Dengan para pelatih
c. Dengan kerabat-kerabat kerja
d. Dengan konselor karyawan
c. Dengan kerabat-kerabat kerja
d. Dengan konselor karyawan
Tugas-Tugas Pekerjaan
a. Lokasi pekerjaan
b. Tugas-tugas pekerjaan
c. Persyaratan –persyaratan keselamatan kerja
d. Tinjauan pekerjaan
e. Sasaran –sasaran pekerjaan
f. Hubungan dengan pekerjaan-pekerjaan lainnya
1. Kesempatan dan Kesukaran
Bagian
terlemah pada hampir seluruh program orientasi adalah pada level
penyelia. Walaupun departemen SDM telah menyusun program yang efektif
dan dilakukan oleh penyelia yang terlatih, tetap saja ada penyelia yang
merasa tidak tampak penting yang dapat dijelaskan kepada pendatang baru.
Untuk mengatasi hal ini, departemen SDM dapat menyusun daftar tentang
hal-hal yang harus dijelaskan kepada karyawan baru dengan berfokus pada
perkenalan dan tugas-tugas pekerjaan.
Tambahan
yang berguna bagi pengenalan ini dapat berupa penugasan kepada seorang
rekan sekerja yang berpengalaman untuk menunjukkan tentang pekerjaan,
perkenalan dengan lingkungan kerja dan menjawab pertanyaan si karyawan
baru. Sistem ini disebut sistem rekan sekerja atau buddy system.
Interaksi sosial ini diharapkan dapat mempercepat proses sosialisasi si
karyawan baru meskipun sistem ini hanya bersifat tambahan.
Bila
menjadi pengganti, penyelia akan kehilangan kesempatan emas untuk
membuka komunikasi dengan para karyawan baru. Akibatnya adalah
kehilangan kesempatan untuk menjalin hubungan baik dengan karyawan baru
sebelum mereka terpengaruh oleh opini lingkungan kerja.
Departemen SDM dan para penyelia bertanggung jawab untuk menjamin karyawan baru tersebut tidak:
o Kebingungan karena terlalu banyak informasi yang harus diserap
o Terlalu banyak formulir yang harus dijelaskan
o Diberikan tugas-tugas yang dapat mengurangi minat kerja dan loyalitas
o Diberikan tugas yang sejak awal telah diduga pasti akan gagal dilaksanakan
o Didorong melakukan pekerjaan yang didasarkan pada pemahaman yang salah
o Dipaksa mengisi kesenjangan informasi antara orientasi yang terlalu luas dari departemen SDM dan dirasa sempit oleh penyelia.
1. Manfaat Program Pengenalan
Manfaat
yang dirasakan kebanyakan berkisar tentang berkurangnya kecemasan
karyawan. Dengan kecemasan yang berkurang, para karyawan dapat belajar
lebih baik. Pengaburan masalah oleh rekan sekerja atau kritikan dari
penyelia dapat diatasi karena karyawan yang dapat mengikuti masa
orientasi dengan baik mempunyai harapan kerja yang lebih realistik.
Hasilnya adalah bahwa karyawan yang mengikuti masa pengenalan dengan
baik membutuhkan perhatian lebih kecil dari penyelia dan rekan sekerja,
kinerjanya lebih baik, dan lebih kecil kemungkinannya untuk berhenti.
2. Tindak Lanjut Pengenalan
Program
pengenalan yang sukses diteruskan dengan tindak lanjut yang dibutuhkan
karyawan baru karena mereka sering tidak dapat mengingat apa-apa yang
diinformasikan dalam masa pengenalan
Departemen
SDM menanggulanginya dengan rapat tidak resmi atau daftar checklist
sederhana untuk meminta karyawan memberikan kritik tentang kelemahan
program orientasi. Kelemahan-kelemahan tersebut mungkin berupa topik
tentang karyawan-karyawan mana yang memerlukan lebih banyak informasi.
Daftar checklist juga memberikan umpan balik untuk membantu departemen
SDM mengidentifikasi bagian- bagian dari program pengenalan yang dinilai
cukup baik. Meskipun daftar checklist dapat berjalan efektif, pertemuan
langsung (face to face) antara karyawan dengan supervisornya merupakan
langkah terpenting dari tindak lanjut program orientasi.
3. Implikasi Internasional
Yang
menjadikan pengenalan luar negeri berbeda ialah adanya pengenalan
tentang adat istiadat/budaya, bahasa, dan perbedaan hukum bisnis.
Orientasi internasional juga harus mencakup tindak lanjut tamabahan.
Sebelum karyawan tersebut tiba di negara tujuan, bantuan mungkin
dibutuhkan, seperti mengetahui kebiasaan lokal, rumah tinggal, tempat
belanja, dan sekolah. Departemen SDM mungkin dipanggil untuk mencarikan
pekerjaan bagi pasangan si karyawan (bila karyawan itu membawa istri
atau suami). Kalau tidak, mungkin saja tekanan dari keluarga dapat
mendorong permintaan untuk kembali ke negara asal. Semua ini berlaku
bagi karyawan yang akan ditugaskan ataupun akan kembali ke negara asal.
Faktor tindak lanjut yang baik dan supervisor dapat menjadi amat penting
bagi keberhasilan penempatan internasional
B. Penempatan
Penempatan
karyawan berarti mengalokasikan para karyawan pada posisi kerja
tertentu, hal ini khusus terjadi pada karyawan baru. Kepada karyawan
lama yang telah menduduki jabatan atau pekerjaan termasuk sasaran fungsi
penempatan karyawan dalam arti mempertahankan pada posisinya atau
memindahkan pada posisi yang lain.
Penempatan
staffing terdiri dari dua cara: (1) karyawan baru dari luar perusahaan
dan (2) penugasan di tempat yang baru bagi karyawan lama yang disebut
inplacement atau penempatan internal.
Keputusan
penempatan lebih banyak dibuat oleh manajer lini, biasanya supervissor
seorang karyawan dengan berkonsultasi menentukan penempatan karyawan di
masa datang. Peranan departemen SDM adalah memberi nasihat kepada
manajer lini tentang kebijakan perusahaan dan memberikan konseling
kepada para karyawan.
Dalam alur ini, terdapat tiga jenis penting dari penempatan, yaitu promosi, transfer dan demosi.
1. Promosi
Promosi
terjadi apabila seorang karyawan dipindahkan dari satu pekerjaan ke
pekerjaan yang lebih tinggi dalam pembayaran, tanggung jawab, dan atau
level. Umunya diberikan diberikan sebagai penghargaan, hadiah (reward
system), atau usaha dan prestasinya di masa lampau, maka akan muncul dua
permasalahan.
Pertama,
yaitu ketika pembuatan keputusan dapat membedakan antara karyawan yang
kuat dan yang lemah secara objektif. Kalau sistem merit digunakan,
keputusan seharusnya mencerminkan kinerja secara individu karyawan,
tidak didasarkan pada pemilihan yang menyimpang. Kedua, adalah Peter
Principle atau Prinsip Peter, yang menyatakan bahwa secara hierarki
manusia cenderung untuk terus meningkatkan tingkat kompetisinya.
Meskipun tidak selalu benar, prinsip tersebut menyatakan bahwa baiknya
kinerja seseorang pada bidang tertentu belum tentu baik juga pada bidang
kerja yang lainnya.
Ada
juga model promosi Sistem Senioritas. Dalam beberapa hal, pada umumnya
pekerja senior akan dipromosikan terlebih dahulu. Maksud senior disini
adalah pekerja yang mempunyai masa kerja paling lama di perusahaan
tersebut. Kelebihan pendekatan ini adalah adanya prinsip objektif.
Karyawan yang akan dipromosikan ditentukan berdasarkan catatan
senioritas yang ada pada perusahaan. Alasan rasional dari pendekatan ini
adalah untuk menghilangkan/mengurangi promosi yang menyimpang dan
memerlukan pengelolaan untuk mengembangkan senioritas pekerja karena
mereka akan dipromosikan sebagaimana mestinya. Promosi sistem senioritas
biasanya dibatasi pada pekerja yang digaji berdasarkan jam kerja.
2. Transfer dan Demosi
Transfer
terjadi kalau seorang karyawan dipindahkan dari satu bidang tugas ke
bidang tugas lainnya yang tingkatannya hampir sama baik tingkat gaji,
tanggung jawab, maupun tingkat strukturalnya. Transfer dapat berupa
kepindahan yang bersifat geografis (pindah kota/pulau), dapat
meningkatkan pengaruh/dual-career families atau keluarga di mana suami
dan istri adalah meminta berhenti bekerja. Departemen SDM melaksanakan
transfer ini dapat dilakukan dengan beberapa cara. Para profesional di
bidang SDM sering bergabung dengan jaringan profesional lainnya melalui
organisasi “Manajemen sumber Daya Manusia dan Masyarakat” setempat.
Hubungan kerja sama ini dapat digunakan untuk mencari lapangan kerja
bagi suami atau istri karyawan yang dipindahkan ke suatu kota. Dalam
beberapa kasus ekstrim, terutama dalam transfer yang bersifat
internasional, perusahaan mungkin akan menyarankan untuk memberikan gaji
yang lebih tinggi agar dapat menutup kerugian/kekurangan
penghasilannya.
Sedangkan
demosi terjadi kalau seorang karyawan dipindahkan dari satu posisi ke
posisi lainnya yang lebih rendah tingkatannya, baik tingkat gaji,
tanggung jawab, maupun tingkat strukturalnya. Demosi sendiri jarang
menimbulkan hasil yang positif bagi seorang karyawan. Biasanya hal
tersebut terjadi karena masalah kedisiplinan, karyawan didemosi karena
kinerja yang tidak baik, atau karena ketidaktaatan terhadap disiplin
kerja seperti terlalu sering absen. Pada dasarnya demosi dimaksudkan
dengan tujuan baik, yaitu mendorong karyawan yang tidak dapat
mengerjakan tugasnya. Daripada memutuskan hubungan kerja, perusahaan
lebih memilih untuk mempertahankan karyawan dan ditempatkan pada level
tanggung jawab yang lebih rendah. Tetapi pada kenyataannya, demosi
justru menimbulkan segi negatif bagi moral karyawan, yaitu patah
semangat, karyawan tersebut tidak terlalu produktif lagi, dan makin
jelek loyalitasnya.
3. Job-Posting Programs
Job-posting
program memberikan informasi kepada karyawan tentang pembukaan lowongan
kerja dan persyaratannya. Pengumuman tentang lowongan kerja tersebut
mengundang para karyawan yang memenuhi syarat untuk melamarnya. Biasanya
diumumkan melalui bulletin atau surat kabar perusahaan baik surat kabar
biasa maupun elektronik. Tujuan program job posting ini adalah untuk
memberikan dorongan bagi karyawan yang mencari promosi dan transfer
serta membantu departemen SDM dalam mengisi jabatan internal. Dengan
demikian, job posting dapat mempertemukan antara kepentingan perusahaan
dengan kepentingan karyawan. Tidak semua jabatan dapat melalui job
posting ini, biasanya hanya bagi jabatan level bawah yang bersifat
klerikal, teknis, dan posisi supervisor.
Program
job posting sendiri juga digunakan oleh pengelola pelatihan. Banyak
perusahaan yang mempekerjakan lulusan sarjana untuk program pelatihan.
Untuk kemudian para alumni pelatihan diberikan kesempatan untuk
mencalonkan diri pada jabatan yang dibutuhkan.
C. Permberhentian
Pemberhentian
atau pemutusan hubungan kerja adalah keputusan dari individu dan
perusahaan. Hal ini dapat dilakukan oleh perusahaan atau pekerja.
Pemberhentian kerja dapat didorong oleh alasan disiplin, ekonomi,
bisnis, atau alasan pribadi.
1. Meninggalkan Pekerjaan Sementara (Cuti)
Cuti
dilakukan oleh seorang karyawan dikarenakan karyawan tersebut terkadang
membutuhkan waktu sementara untuk tidak bekerja. Alasannya mungkin
karena kesehatan, masalah keluarga, pendidikan, dan lain-lain. Ketika
seorang karyawan melahirkan, merawat pasangan, anak, atau orang tua yang
sakit, atau pun menderita penyakit parah, yang menyebabkan tidak mampu
bekerja, karyawan mendapatkan hak untuk tidak bekerja sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
2. Pengurangan
Pengurangan
atau attrisi adalah pengurangan normal karena pengunduran diri,
pensiun, atau kematian. Pengunduran diri ini dilakukan dari pihak
pekerja sendiri, bukan dari perusahaan. Alasan utama attrisi ini adalah
pengunduran diri yang bersifat sukarela.
Bentuk
attrisi yang dapat dikendalikan departemen SDM adalah pensiun dini yang
mendorong karyawan untuk pensiun sebelum usia pensiun normal yang
berlaku di perusahaan tersebut. Keuntungan pensiun dini adalah karena
adanya promosi yang berantai pada beberapa lapis pekerja yunior.
Disamping itu, pekerja senior merupakan pekerja yang dibayar tinggi,
sehingga ketika mereka pensiun biaya ini dapat dikurangi.
3. Pengunduran Diri Sementara
Pengunduran
diri atau layoff merupakan permintaan pengunduran diri yang ditawarkan
perusahaan kepada karyawan karena alasan bisnis dan ekonomis. Separasi
ini bisa berjalan beberapa minggu kalau perusahaan memberikan perawatan
kesehatan atas biaya perusahaan bagi mantan karyawan. Biaya ini
diberikan bagi karyawan yang berhenti atas alasan apa pun. Kegagalan
memenuhi tuntutan ini dapat menimbulkan akibat hukum yang mahal.
3. Pencegahan Separasi
a. Pengunduran
Diri Secara Sukarela. Pengunduran diri secara sukarela dapat dikurangi
dengan meningkatkan kepuasan kerja, pekerjaan yang menantang, supervisi
yang bermutu tinggi, dan kesempatan untuk tumbuh bagi setiap karyawan.
Para manajer dan departemen SDM dilibatkan dengan topik-topik tersebut
melalui pelatihan bagi supervisor, perencanaan karir dan aktivitas
lainnya.
b. Kematian.
Kematian sebagai sumber pemberhentian kerja adalah salah satu alasan
pengembangan HRD untuk meningkatkan kegiatan keamanan kerja, penjagaan
kesehatan secara preventif dan rancangan program kenyamanan kerja untuk
menjaga kesehatan karyawan.
c. Layoff.
Layoff dapat diminimalisasi dengan memprediksi kebutuhan tenaga kerja
beberapa tahun mendatang, pengusaha yang menghindari layoff bahkan
selama masa resesi yang buruk sekali pun. Kemudian, karena keahlian
mereka yang diperlukan bagi bisnis berubah, maka kegiatan pelatihan dan
transfer karyawan membantu perusahaan untuk menyesuaikan tantangan
ekonomi yang dihadapinya sambil menyediakan keamanan kerja bagi para
karyawan. Layoff juga dapat dikurangi melalui pendekatan part-time
layoff, yaitu memperbolehkan pengusaha untuk me-layoff karyawannya
selama beberapa hari saja di setiap minggunya. Dalam kasus seperti ini, pengusaha dapat memberlakukan pemerataan layoff bagi seluruh karyawan sambil mensyaratkan pengusaha untuk mempertahankan karyawannya tanpa melakukan layoff.
d. Terminasi. Pelatihan dan pengembangan karyawan adalah cara untuk mengurangi terminasi karena buruknya kinerja karyawan. Melalui pelatihan yang efektif, karyawan baru dan karyawan lama dapat diajarkan bagaimana mereka dapat bekerja secara sukses. Pelatihan dan pengembangan SDM adalah sangat penting bagi suksesnya perusahaan.
Komentar
Posting Komentar